![]() |
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro menyerahkan leaflet berisi informasi seputar tanaman jali kepada warga Desa Sukorejo sebagai bagian dari program edukasi pangan alternatif, Jumat (4/7/2025). |
Kegiatan ini berlangsung di rumah Kepala Desa Sukorejo dan dihadiri oleh lebih dari 60 warga RT 05 yang antusias mengikuti sosialisasi.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membudidayakan tanaman jali (Coix lacryma-jobi) sebagai salah satu sumber pangan alternatif yang bernilai ekonomi, serta mendukung ketahanan pangan desa berbasis potensi lokal.
Tanaman jali merupakan salah satu jenis serealia yang menyerupai jagung dengan biji keras mengilap. Selama ini, jali kerap dipandang sebelah mata sebagai pakan burung, padahal memiliki kandungan gizi tinggi dan bebas gluten, sehingga cocok sebagai alternatif pengganti beras.
Selain itu, jali juga memiliki khasiat kesehatan tradisional untuk mengatasi rematik dan diabetes, serta memiliki nilai ekonomis karena bijinya dapat diolah menjadi aksesori seperti kalung dan gelang.
Kegiatan diawali dengan koordinasi bersama Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat. Selanjutnya, mahasiswa KKN menyampaikan materi secara langsung dengan pendekatan edukatif dan komunikatif selama kurang lebih 15 menit. Penyampaian dilakukan dalam bahasa yang sederhana agar dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pengenalan ciri-ciri tanaman jali, manfaat fungsional dan kesehatan, hingga potensi ekonomi kreatifnya.
Sesi tanya jawab menjadi bagian menarik dari kegiatan ini, di mana para warga—khususnya bapak-bapak—aktif mengajukan pertanyaan terkait teknik penanaman, perawatan, serta potensi pasar dari tanaman jali. Antusiasme warga menunjukkan ketertarikan dan peluang untuk menjadikan jali sebagai salah satu alternatif usaha pertanian yang berkelanjutan di wilayah mereka.
“Kami sangat terbantu dengan adanya penjelasan dari adik-adik mahasiswa. Selama ini kami belum tahu kalau jali ternyata punya banyak manfaat,” ujar salah satu warga usai sesi diskusi berlangsung.
Sebagai penguat materi, tim KKN juga membagikan leaflet edukatif yang dirancang dengan tampilan visual menarik. Leaflet ini berisi informasi ringkas tentang tanaman jali dan aplikasinya dalam bidang pangan, kesehatan, dan kerajinan tangan.
Penulis: Robi Nugroho, Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian
Editor: Nur Ardi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membudidayakan tanaman jali (Coix lacryma-jobi) sebagai salah satu sumber pangan alternatif yang bernilai ekonomi, serta mendukung ketahanan pangan desa berbasis potensi lokal.
Tanaman jali merupakan salah satu jenis serealia yang menyerupai jagung dengan biji keras mengilap. Selama ini, jali kerap dipandang sebelah mata sebagai pakan burung, padahal memiliki kandungan gizi tinggi dan bebas gluten, sehingga cocok sebagai alternatif pengganti beras.
Selain itu, jali juga memiliki khasiat kesehatan tradisional untuk mengatasi rematik dan diabetes, serta memiliki nilai ekonomis karena bijinya dapat diolah menjadi aksesori seperti kalung dan gelang.
Kegiatan diawali dengan koordinasi bersama Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat. Selanjutnya, mahasiswa KKN menyampaikan materi secara langsung dengan pendekatan edukatif dan komunikatif selama kurang lebih 15 menit. Penyampaian dilakukan dalam bahasa yang sederhana agar dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pengenalan ciri-ciri tanaman jali, manfaat fungsional dan kesehatan, hingga potensi ekonomi kreatifnya.
Sesi tanya jawab menjadi bagian menarik dari kegiatan ini, di mana para warga—khususnya bapak-bapak—aktif mengajukan pertanyaan terkait teknik penanaman, perawatan, serta potensi pasar dari tanaman jali. Antusiasme warga menunjukkan ketertarikan dan peluang untuk menjadikan jali sebagai salah satu alternatif usaha pertanian yang berkelanjutan di wilayah mereka.
“Kami sangat terbantu dengan adanya penjelasan dari adik-adik mahasiswa. Selama ini kami belum tahu kalau jali ternyata punya banyak manfaat,” ujar salah satu warga usai sesi diskusi berlangsung.
Sebagai penguat materi, tim KKN juga membagikan leaflet edukatif yang dirancang dengan tampilan visual menarik. Leaflet ini berisi informasi ringkas tentang tanaman jali dan aplikasinya dalam bidang pangan, kesehatan, dan kerajinan tangan.
Kepala Desa Sukorejo menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini dan berharap agar program semacam ini dapat dikembangkan secara berkelanjutan. “Tanaman lokal seperti jali ini bisa jadi peluang besar bagi masyarakat. Semoga nanti bisa dikembangkan lebih luas lagi ke wilayah lain di desa,” ungkapnya.
Penulis: Robi Nugroho, Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian
Editor: Nur Ardi