LELUASA.com - Jepang. Negara Matahari Terbit itu sangat terkenal akan kemajuan teknologinya dan orang-orangnya yang cerdas serta disiplin. Kita tahu bahwa negara Jepang adalah negara yang sangat hebat dan berjaya. Masih ingtakah kamu tentang peristiwa gempa tsunami yang melanda negeri tersebut?
Gempa tsunami telah menghancurkan sebagian wilayah Jepang. Musibah tersebut tentu juga berdampak pada perekonomiannya. Namun, dapat kita lihat bersama, tidak memerlukan waktu yang lama, Jepang dapat “bangkit”. Ia mampu menyelesaikan semua masalah tersebut dan kembali menguasai perekonomian di dunia.
Baca juga: UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
Masyarakat Jepang memang dikenal sebagai masyarakat yang luar biasa dengan keuletan dan kerja kerasnya.
Kreativitas orag-orang Jepang juga kita rasakan salah satunya melalui serial kartun yang disuguhkan. Mulai dari kartun Doraemon, Naruto, Detektif Conan, dan masih banyak lagi. Kreativitasnya dapat dirasakan oleh penduduk dunia.
Itulah orang Jepang, yang mampu berjaya dan sukses. Apa yang membuat Jepang bisa maju seperti itu? Tahukah kamu, ternyata yang menyebabkan majunya orang-orang tersebut sudah diajarkan dalam agama Islam jauh sebelum Jepang ada.
Berikut beberapa penyebab majunya orang-orang Jepang yang ternyata sudah ada dalam ajaran Islam sejak dulu.
Kita tahu bahwa para pemimpin Jepang yang terlibat kasus korupsi, kebanyakan dari mereka malu dan mengundurkan diri bahkan ada yang melakukan tindakan bunuh diri karena begitu malunya.
Ya, budaya malu merupakan budaya leluhur turun temurun di Jepang. Bagaimana dengan Indonesia? Kamu tentu tahu jawabannya. Dalam Islam malu yang terpuji sudah diajarkan.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak islam adalah malu.” (HR.Ibnu Majah (no.4181) dan ath-Tharbani dalam al-Mu’jamush Shaghir (I/13-14) dari Shahabat Anas bin Malik.
Rasulullah juga bersabda, “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-semata.” (Muttafaq ‘alaihi).
Dan ketika mereka lulus SMA, anak-anak Jepang sudah tidak meminta uang atau biaya kepada orang tuanya. Bersikap mandiri atau tidak bergantung kepada orang lain sudah diajarkan dalam islam.
Dikeluarkan oleh Imam AL-Bukhari, dari al-Miqdam ra, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik dari pada hasil usahanya sendiri, sedangkan Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri.”
Minuman yang mulanya berasal dari cairan infus ini, setelah beberapa kali dilakukan percobaan barulah bisa digemari msayarakat Jepang. Bahkan masyarakat dunia. Selain itu, ada kisah tentang Honda. Kamu tentu tak asing dengan merk otomotif keluaran Jepang ini.
Sosok Soichiro Honda adalah oarng yang memiliki kerja keras dan usaha yang pantang menyerah. Meskipun beliau berasal dari keluarga miskin dan gagal menjadi Insinyur, namun bisnis Honda lahir berkat usahanya yang luar biasa pantang menyerah.
Islam tentu sudah mengajarkan tentang semangat pantang menyerah. Dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa berusaha dan tawakal.
Allah Ta'ala, berfirman dalam surat At-Thalaq: 3, “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya (keperluan)nya.”
Ilsampun mengajarakan kepada kaum muslimin untuk mematuhi persyaratan yang telah mereka sepakati. Misalnya jika mereka berkerja, maka mereka hendaknya mematuhi peraturan yang ada selama hal itu tidak melanggar syari’at.
Rasulullah bersabda, “Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memnuhi persyaratan mereka.”
Kegemaran akan membaca ini merupakan salah satu budaya yang dilakukan masyarakat Jepang. Tidak heran, jika mereka memiliki pengetahuanyang luas dan cerdas. Hal ini, juga sudah diajarkan dalam Islam. Ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca.
Allah Ta'ala berfirman, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Al-Alaq: 1)
Dan masih banyak lagi. Luar biasa bukan? Itulah beberapa hal yang menyebabkan orang Jepang sukses dan ternyata hal tersebut telah diajarkan dalam Islam sejak dahulu.
Tidakkah kita “malu” sebagai umat Islam terkadang kita masih meninggalkan apa yang telah diajarkan Islam kepada kita.
Masyarakat Jepang memang dikenal sebagai masyarakat yang luar biasa dengan keuletan dan kerja kerasnya.
Kreativitas orag-orang Jepang juga kita rasakan salah satunya melalui serial kartun yang disuguhkan. Mulai dari kartun Doraemon, Naruto, Detektif Conan, dan masih banyak lagi. Kreativitasnya dapat dirasakan oleh penduduk dunia.
Itulah orang Jepang, yang mampu berjaya dan sukses. Apa yang membuat Jepang bisa maju seperti itu? Tahukah kamu, ternyata yang menyebabkan majunya orang-orang tersebut sudah diajarkan dalam agama Islam jauh sebelum Jepang ada.
Berikut beberapa penyebab majunya orang-orang Jepang yang ternyata sudah ada dalam ajaran Islam sejak dulu.
Rasa Malu
Apakah kamu pernah mendengar “Harakiri”? Yup, Harakiri adalah peristiwa bunuh diri dengan menusuukan pisau ke perut. Nah, ketika dunia memasuki era modern, fenomena tersebut dikenal dengan istilah “mengundurkan diri”.Kita tahu bahwa para pemimpin Jepang yang terlibat kasus korupsi, kebanyakan dari mereka malu dan mengundurkan diri bahkan ada yang melakukan tindakan bunuh diri karena begitu malunya.
Ya, budaya malu merupakan budaya leluhur turun temurun di Jepang. Bagaimana dengan Indonesia? Kamu tentu tahu jawabannya. Dalam Islam malu yang terpuji sudah diajarkan.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak islam adalah malu.” (HR.Ibnu Majah (no.4181) dan ath-Tharbani dalam al-Mu’jamush Shaghir (I/13-14) dari Shahabat Anas bin Malik.
Rasulullah juga bersabda, “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-semata.” (Muttafaq ‘alaihi).
Mandiri
Di Jepang, sejak usia dini anak-anak sudah dilatih untuk mandiri. Seorang anak TK sudah dibawakan 3 tas besar oleh orang tuanya yang di dalamya berisi pakaian ganti, sepatu ganti, bungkusan makanan, buku, handuk dan botol minuman di lehernya. Luar biasa kan?Dan ketika mereka lulus SMA, anak-anak Jepang sudah tidak meminta uang atau biaya kepada orang tuanya. Bersikap mandiri atau tidak bergantung kepada orang lain sudah diajarkan dalam islam.
Dikeluarkan oleh Imam AL-Bukhari, dari al-Miqdam ra, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik dari pada hasil usahanya sendiri, sedangkan Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri.”
Pantang Menyerah
Lagi, bangsa Jepang memiliki sikap yang luar biasa, kali ini adalah sikap pantang menyerah. Kamu tahu produk minuman Pocari Sweat? Awalanya minuman ini sempat “tidak dapat diterima” oleh masyarakat Jepang karena rasanya yang “aneh”.Minuman yang mulanya berasal dari cairan infus ini, setelah beberapa kali dilakukan percobaan barulah bisa digemari msayarakat Jepang. Bahkan masyarakat dunia. Selain itu, ada kisah tentang Honda. Kamu tentu tak asing dengan merk otomotif keluaran Jepang ini.
Sosok Soichiro Honda adalah oarng yang memiliki kerja keras dan usaha yang pantang menyerah. Meskipun beliau berasal dari keluarga miskin dan gagal menjadi Insinyur, namun bisnis Honda lahir berkat usahanya yang luar biasa pantang menyerah.
Islam tentu sudah mengajarkan tentang semangat pantang menyerah. Dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa berusaha dan tawakal.
Allah Ta'ala, berfirman dalam surat At-Thalaq: 3, “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya (keperluan)nya.”
Loyalitas
Di Jepang, masyarakatnya jarang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perkerjaannya di perusahaan. Hal ini membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi.Ilsampun mengajarakan kepada kaum muslimin untuk mematuhi persyaratan yang telah mereka sepakati. Misalnya jika mereka berkerja, maka mereka hendaknya mematuhi peraturan yang ada selama hal itu tidak melanggar syari’at.
Rasulullah bersabda, “Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memnuhi persyaratan mereka.”
Budaya Minat Membaca
Ketika kamu datang ke Jepang, kamu akan menemui “pemandangan” yang luar biasa. Saat kamu berpergian dan masuk ke kereta listrik (densha), sebagian besar penumpangnya sedang membaca buku atau koran.Kegemaran akan membaca ini merupakan salah satu budaya yang dilakukan masyarakat Jepang. Tidak heran, jika mereka memiliki pengetahuanyang luas dan cerdas. Hal ini, juga sudah diajarkan dalam Islam. Ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca.
Allah Ta'ala berfirman, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Al-Alaq: 1)
Dan masih banyak lagi. Luar biasa bukan? Itulah beberapa hal yang menyebabkan orang Jepang sukses dan ternyata hal tersebut telah diajarkan dalam Islam sejak dahulu.
Tidakkah kita “malu” sebagai umat Islam terkadang kita masih meninggalkan apa yang telah diajarkan Islam kepada kita.